kenalilah rindu yang telah
membawaku bermuara
pada keperihan yang tak pernah
kukenal ujungnya
namun aku tak lagi butuh dermaga
untuk sekadar mendapatkan bahagia
sebab bahagia telah bersandar di
hatiku
ketika mata ini masih dapat
melayari wajahmu
Serang,
Januari 2012
malam selalu
menjadi milikmu
namun diamdiam
kemudian mengulummu di kesunyian
lalu dalam
renyah harap yang kau sisipkan pada ribuan kunyah pujipuja
kau tadahkan jua
telapak hatimu
sembari
mengangsurkan dedoa tentang harihari yang berlari—terus berlari
hingga kita
merasa menjadi yang terkejar
Bu, bukankah
engkau telah memberi kami sepatu, maka istirah lah saja
biar kami yang
berlari, berbalik mengejarkejar harap
yang kerap
menjadi rerintih luka yang meruntuh pada jiwamu
dan bukankah
selama ini kami telah pula menyusu bebulir peluhmu
hingga terasa
betul, bahwa kasihmu telah tulus mengasuh kami
dalam timangan
musim luruh—yang tak pernah membuat segala menjadi abadi
tidak jua dengan
harap yang kita kejar
atau membuat
kita merasa menjadi yang terkejar
ah, mungkin itu
pula yang membuatmu selalu kembali pada malam
yang diamdiam
kemudian mengulummu di kesunyian
Tangerang, Mei 2011
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus