Aku
rangkul malam yang memudar
menelan
sepi di balik punggung langit
angin
pun merintih menyeretku pada pelukan sunyi
sambil
memainkan memori
mengelilingi
jejakjejak sendu
Sebongkah
rindu
masih
ingat kah kau
tentang
puisipuisiku yang kau lukai?
ketika
kata tak bisa lagi terucap dengan makna
ketika
itulah
riuh
rintihan hujan dinyanyikan
dan
menjadikan punggung bumi
basah
Serang, 2010
Sebuah Pengakuan
Untuk
kesekian kali
gemuruh
ombak menjerit di relung samudera
sembari
membunuh senja
dan
pasir mengabadikan duka-luka
Aku
melihat angin menampar wajah semunya
di
langit pucat
membiarkan
waktu menggerogoti sunyi
meski
lumutlumut beku masih menyelimuti
batu
karang
Di
bibir pantai
aku
masih menjelma luka
menyeringai
mencuri
secuil senyum tipisnya
sampai
pagi menjenguk
Serang, 2010
Biodata:
Salvia
Maesa (Siti Maesaroh), lahir di Serang,
20 Juni 1989. Sedang belajar di
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten. Aktif
bergiat di UKM Belistra (Bengkel Menulis dan Sastra) FKIP Untirta dan Komunitas
untuk Perubahan Budaya (KUBAH BUDAYA), Serang-Banten.
0 komentar:
Posting Komentar